Bagaimana Peran & Kontribusi Masyarakat Untuk Mendukung industri Batik Nasional?

Pada tanggal 9 Januari 2009, UNESCO meresmikan batik sebagai warisan budaya tak benda untuk Indonesia, sejak saat itulah batik memiliki sebuah kekuatan tersendiri untuk tampil menghadapi ancaman-ancaman yang selama ini menyelimutinya. Salah satu ancamannya adalah kehadiran batik printing yang semakin hari terus menggerus eksistensi industri batik nasional, banyak sekali workshop-workshop batik yang tutup karenanya tersisa hanya toko-toko batik yang hanya menjual batik yang diterima dari supplier. Ancaman nyata ini sedikit demi sedikit mampu ditangkis dengan pengukuhan UNESCO yang menyatakan batik adalah warisan budaya tak benda Indonesia. Secara definisi, batik Indonesia bisa menunjukkan identitas aslinya melalui definisi yang ditetapkan yaitu proses merintangkan warna menggunakan lilin panas atau malam untuk membentuk motif batik tertentu, hal ini tentu saja mempertegas posisi batik sebagai karya seni bernilai tinggi yang tidak dimiliki oleh batik printing.

Tentu saja masalah tidak berhenti disitu, masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera dilakukan karena bertahun-tahun lamanya. Mindset masyarakat terhadap batik ini masih ‘Salah Kaprah’, semua yang dilihat bercorak atau bermotif pasti dianggap batik dengan hadirnya batik printing yang menawarkan harga lebih terjangkau, tentu saja ini membuat silau masyarakat sehingga mengalihkan perhatiannya pada batik-batik printing yang secara kasat mata memiliki tampilan lebih presisi secra guratan motif ditunjang harga yang 3 kali lipat lebih terjangkau daripada batik yang sejati.

Tugas selanjutnya untuk para pewaris batik, anak-anak muda Indonesia dan semua orang yang memiliki peran untuk menggenjot produktifitas industri batik nasional adalah meningkatkan kesadaran masyarakat pada produk batik, tentu saja batik-batik sejati yaitu batik yang dibuat melalui proses perintangan warna menggunakan lilin panas masih banyak sekali alternatif batik selain batik tulis. Jika dirasa batik tersebut terlalu mahal masih ada batik cap, batik tulis kombinasi, batik cap kombinasi, batik coletan, dan lain-lainnya, tentunya memilik harga yang bervariasi dan lebih terjangkau daripada batik tulis.

Berikut hal yang bisa dilakukan oleh para pewaris batik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam usaha mendukung peningkatan produktivitas industri batik nasional:

1. Memahamkan kepada masyarakat definisi batik sejati menurut UNESCO melalui konten-konten digital maupun surat kabar yang edukatif.
2. Memberikan informasi alternatif batik sejati selain batik tulis dengan harga yang lebih terjangkau melalui sosial media, televisi, maupun surat kabar.
3. Mengadakan kunjungan industri di workshop-workshop batik di beberapa daerah di Indonesia untuk sekolah, kantor maupun institusi setahun sekali untuk memberikan gambaran betapa panjangnya proses membuat 1 helai kain batik dengan teknik yang sejati atau tradisional.
4. Menggelar fashion show batik & workshop batik di tempat-tempat orang berkerumun seperti mall atau pusat perbelanjaan dengan menghadirkan para pesohor-pesohor untuk melakukan kampanye dukungan terhadap industri batik nasional.
5. Melibatkan anak-anak muda dalam setiap kegiatan batik untuk menarik eksposure anak-anak muda sebagai garda terdepan generasi penerus penjaga warisan budaya batik.

Semoga dengan kesadaran setiap individu di Indonesia mengenai batik mampu mendongkrak produktivitas industri batik nasional, mensejahterakan setiap sumber daya manusia yang bersinggungan dengan industri batik nasional, mengggerakkan anak-anak muda untuk melanjutkan profesi membatik yang saat ini didominasi oleh lansia dan tentu saja menyadarkan masyarakat untuk membeli batik-batik yang sejati.

Article by Putra William Wiroatmojo

Berikut spesifikasi batik:
Bahan: katun
Jenis batik: tulis
Ukuran: 2,4 x 1,15 meter
Harga: Rp 1.125.000,-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
1
Halo Mohon Info Untuk Batik Berkualitas dan Terbaik di Batik Putra Bengawan ??? Terima Kasih