Pewarnaan batikhttps://www.kompas.com/skola/read/2023/01/17/180000269/jenis-jenis-pewarna-batik menjadi salah satu cara untuk mendeskripsikan batik tersebut berasal dari mana, selain motif, setiap daerah lahirnya batik memiliki ciri khas pewarnaan contohnya di Surakarta & Yogyakarta. Pewarnaan batiknya lebih gelap daripada daerah pesisiran misalnya Surakarta & Yogyakarta menuangkan khas warna yang disebut sogan atau warna tua dengan aksen coklat, keduanya pun masih memiliki perbedaan pewarnaan sogan di masing-masing Surakarta maupun Yogyakarta. Jika di Surakarta sogannya lebih ke kombinasi coklat tua & muda atau warna modern hari ini disebut dengan mocca, sedangkan sogan Yogyakarta coklatnya memiliki aksen terang karena dilatari warna putih yang membuatnya tampak lebih terang daripada sogan Surakarta. Bagian putih tersebut adalah bagian dari kain yang digunakan sebagai media membatik. Kemudian dirintangi lilin panas sehingga bagian putih tersebut tetap tidak berubah warna meskipun dilakukan proses pewarnaan berulang-ulang pada permukaan kain.
Salah satu teknik pewarnaan batik yang digunakan para leluhur jaman dahulu dengan memanfaatkan pewarnaan dari alam yaitu memaksimalkan potensi-potensi warna yang dihasilkan oleh makhluq hidup di sekitar lingkungan industri batik misalnya pewarnaan batik menggunakan kunyit. Jenis tanaman rimpang ini mampu memunculkan warna kuning ketika di lakukan ekstraksi, seperti ibu-ibu kita ketika di dapur memasak sayur dengan kuah warna kuning, bisa dipastikan warna kuning tersebut bersumber dari kunyit.
Berikut beberapa bahan alam yang biasa digunakan sebagai pewarnaan alami pada batik:
1. Kunyit, jenis tanaman rimpang yang sangat mudah didapatkan di pasar-pasar, biasanya digunakan sebagai salah satu bahan masakan rumahan.
2. Daun jati, pohon jati memiliki segudang manfaat yang bisa digunakan masyarakat untuk membantu kehidupan. Salah satunya memanfaatkan potensi warna yang ditimbulkan daun jati, terkhusus yang muda mampu memancarkan warna hijau kecoklatan.
3. Daun indigo, salah satu warna modern yang bisa didapatkan dari zat-zat alam adalah warna biru yang dimunculkan oleh daun indigofera. Warna-warna indigo atau kebiruan ini pesonanya seperti jeans, tetapi mampu didapatkan dari pemanfaatan zat alami, menarik.
4. Secang, jika bahan sebelumnya memanfaatkan potensi daun dari alam, maka kali ini pemanfaatannya menggunakan kayu yaitu kayu secang yang biasa digunakan sebagai bahan minuman yang disebut wedang uwuh. Kayu secang ini mampu memunculkan warna merah alami.
5. Putri malu, daun unik yang satu ini ternyata mampu memancarkan warna kuning kehijauan. Biasanya dipakai anak-anak bermain di pekarangan, kebun atau sawah, tetapi potensinya besar untuk pewarnaan alami batik.
Selain 5 bahan alami yang disebutkan, masih ada banyak sekali zat-zat alam yang bisa dimanfaatkan warnanya untuk pewarnaan alami batik. Pewarnaan alami ini tujuannya untuk menjaga lingkungan tetap sehat dengan tidak melibatkan pewarnaan kimia yang limbahnya bisa mencemari sungai. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari pewarnaan alami adalah keawetan kain, ada teknik rahasia untuk memastikan pewarnaan alami tersebut terkunci pada kain sehingga tidak menimbulkan proses luntur ketika dicuci.
Article by Putra William Wiroatmojo, Batik Enthusiast.
Berikut spesifikasi batik :
Bahan: katun
Jenis batik: tulis
Ukuran: 2,4 x 1,15 meter
Harga: Rp 4.375.000,-