Batik Kukilo: Semangat Menghancurkan Perundungan di Sekolah

Menjelang hari pendidikan nasional, kita coba mengenang jasa-jasa para pendidik kita yang berjuang di tengah kolonisasi Belanda. Jika Jepang bangkit dengan meningkatkan kualitas sekaligus kuantitas guru-gurunya yang digalang oleh Kaisar Hirohito setelah jatuhnya bom atom di Nagasaki & Hiroshima, maka Indonesia juga tak lepas dari jasa-jasa para pendidik siapapun orang yang mendidik di tengah kolonisasi Belanda. Salah satunya adalah berdirinya TK tertua di Indonesia yang saat ini masih eksis beroperasi yaitu TK ABA Kauman yang didirikan tahun 1919. Memang sekolah usia dini identik dengan organisasi masyarakat Muhammadiyah dan tentunya Muhammadiyah sampai hari ini terus konsisten berjuang untuk negara ini lewat pendidikannya, sekolah-sekolahnya, kampus & institusi-institusi lain yang mendukung.

Selain itu ada taman indria, sekolah atau konsep pendidikan taman kanak-kanak yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara, didirikan tahun 1922. 2 Hal ini membuktikan bahwa pendidikan memang sangat penting bagi kemajuan bangsa & harus diterapkan sejak dini. Dari pendidikan yang diterima anak-anak, diharapkan anak-anak mampu melakukan sosialisasi yang bermartabat kepada orang-orang di sekitarnya, terutama masalah lisan. Menjaga lisan memang tidak mudah, permasalahan lisan yang remeh ini dapat mengakibatkan dampak yang lebih besar yaitu perundungan. Perundunganpun masih terbagi lagi ke beberapa bagian, bisa verbal (lisan), sosial, cyber (melalui perantara digital) & yang paling parah adalah yang berkaitan dengan fisik. Hal yang sangat mencengangkan dari rusaknya lisan dan mengakibatkan perundungan ini adalah mayoritas terjadi di sekolah SD maupun SMP, berdasarkan riset yang dilaporkan oleh katadata.co.

Tentu saja dalam semangat kembali mengingat jasa-jasa para pendidik kita di masa lalu untuk mencerdaskan anak-anak generasi penerus yang akan mengelola negara ini kedepannya, kita juga perlu kembali untuk mengingat kita punya spirit ‘Pengendalian Lisan’ yang tersemat pada batik-batik kita terutama ‘Batik Kukilo’, batik-batik yang mengandung unsur binatang burung. Ada banyak sekali burung yang tersemat pada motif batik, ada burung cuwiri, burung garuda, burung sawunggaling (campuran burung hong & ayam jawa), dan lain-lainnya. Batik-batik kukilo tersebut dalam buku Batik Sudagaran Koleksi Hartono Sumarsono disebutkan memiliki filosofi ‘Pengendalian Lisan’. Burung selalu mampu memberikan kesejukan bagi pemiliknya karena memiliki suara yang indah, bahkan suaranya yang indah biasa di kompetisikan oleh pemilik burung di kontes-kontes burung. Batik kukilo adalah simbol ‘Pengendalian Lisan’, agar manusia mengingat kembali fungsi lisan yang seharusnya dijaga kata-katanya, agar tidak menyakiti lawan bicara & menjaga martabat manusia tersebut.

Indah sekali bukan filosofi yang terkandung pada batik kukilo, mari kita selaraskan spirit batik kukilo & jasa-jasa para pendidik kita di masa lalu supaya kasus perundungan di sekolah-sekolah bisa diminimalisir, beban berat dipikul oleh orang tua wali murid & guru-guru di sekolah untuk mengajarkan ‘Seni Menjaga Lisan’ pada para murid yang fatal akibatnya jika lisan saja tidak diperhatikan yang bisa mengakibatkan pada praktik perundungan yang mengancam kondisi psikologis anak-anak. Jiwa anak yang polos tidak boleh terkontaminasi oleh unsur-unsur perundungan sedikit pun yang bisa mempengaruhi tumbuh kembang jiwanya di masa yang akan datang dan kembali mengulang & melakukan tindakan perundungan seperti apa yang pernah dirasakannya saat dirundung di sekolah, kepada siapapun orang yang akan ditemuinya.

Article by Putra William Wiroatmojo

Berikut spesifikasi batik:
Bahan: katun
Jenis batik: batik tulis
Ukuran: 2,4 meter
Harga: Rp 2.125.000,-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
1
Halo Mohon Info Untuk Batik Berkualitas dan Terbaik di Batik Putra Bengawan ??? Terima Kasih