Emang Ada Batik Minimalis Tapi Klasik? Ada! Ini Dia Batik Garutan!
Pada umumnya, batikhttps://id.wikipedia.org/wiki/Batik seringkali tersirat dalam pikiran masyarakat sebagai sosok seni yang rumit, melalui proses produksi yang panjang dan harganya cukup tidak terjangkau bagi masyarakat secara umum. Bicara masalah motif batik dan seninya, batik erat kaitannya dengan motif-motif yang rumit, tersusun secara filosofis, tidak hanya flora dan fauna, bahkan tidak sedikit para pembatik menyematkan motif-motif landmark kota-kota besar di Indonesia, kuliner atau bahkan sesuatu yang khas dari daerah tertentu. Bisa dikatakan motif-motif tersebut memang rumit secara visual, penggemar batik menyebutnya dengan batik tanahan, yaitu batik yang terususun dari banyak motif yang memenuhi luas permukaan kain, dan biasanya batik tanahan harganya relatif lebih mahal, indikatornya adalah luas permukaan kain yang dipenuhi dengan motif batik kemudian proses pembuatannya sangat lama.
Jika selera fashion masyarakat kita beragam, tentu saja penilaian masyarakat terhadap batik juga relatif, terutama jika berbicara masalah motif batik yang rumit dan kebalikannya yaitu yang minimalis. Anak-anak muda zaman kiwari misalnya, mereka lebih condong kepada fashion batik yang sederhana hanya digunakan sebagai syal atau sarung lilit sebagai pelengkap bawahan dan biasanya motif yang dipilih juga cenderung sederhana, lebih memilih yang abstrak atau kontemporer. Mereka masih beranggapan jika batik-batik klasik itu selalu bermotif padat dan rumit, tetapi sejatinya batik-batik klasik yang memiliki motif sederhana atau minimalis sudah ada dan dimiliki oleh daerah Garut. Salah satu daerah pesisir Jawa Barat ini, memiliki ciri khas motif batik yang minimalis yang bisa saya tunjukkan di koleksi bukunya Hartono Sumarsono yang berjudul Batik Garutan. Pada buku tersebut dijabarkan karakteristik Batik Garutan itu sendiri yang cenderung sangat sederhana bahkan para pembatik meninggalkan area-area kosong dengan sengaja untuk tidak disematkan motif, jadi tampak ada keseimbangan secara visual antara daerah kosong atau polos dengan area yang memiliki guratan motif batik.
4 contoh batik diatas adalah sebagian bukti bahwa Indonesia memiliki cita rasa batik dengan karakter minimalis yang khas dari daerah Garut dan batiknya adalah batik klasik, bukan modern atau kontemporer. Jadi jangan pernah menganggap batik-batik yang klasik itu rumit, kita memiliki batik klasik dengan motif sederhana yang sering dicari anak muda yaitu Batik Garutan.
Batik Garutan pernah mengalami puncak kejayaan pada tahun 1967 sampai dengan 1985. Pembuatan batik tulis asal Garut ini membutuhkan proses yang cukup memakan waktu, namun memiliki nilai yang tinggi karena dibuat oleh pengrajin ahli. Dibandingkan dengan batik cap atau batik print tentunya batik tulis Garutan memiliki nilai yang lebih tinggi.
Dari cara pembuatan batik Garutan terdapat empat jenis yaitu batik tulis, batik cap, batik kombinasi tulis dan cap, dan batik lukis. Untuk motif batik Garutan terdapat 80-an motif bahkan hingga ratusan dan memiliki ciri khasnya tersendiri dibandingkan dengan daerah penghasil batik lainnya. Tapi di antara sekian banyak motif tersebut, berikut 5 motif andalan batik Garutan.
Jawa Barat memiliki sentra-sentra batik yang tersebar di Ciamis, Tasikmalaya, Cirebon, Indramayu, dan Garut yang merupakan sentra batik yang telah lama dikenal masyarakat Jawa Barat. Motif Batik Garutan selalu identik dengan motif-motif batik yang berasal dari alam pegunungan, flora dan fauna yang memiliki kaitan erat dengan keseharian masyarakat Garut terutama sebelum masa kemerdekaan.
Walaupun kini usaha pembatikan sedikit demi sedikit sudah menunjukan penurunan produksi, namun pada masanya batik Garutan pernah jaya pada tahun 1967 s.d 1985 (Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut tahun; 2006). Adapun potensi industri Batik Tulis Garutan Pada tahun 2010 tercatat jumlah unit usaha mencapai 8 unit dengan menyerap tenaga kerja formal maupun non-formal sejumlah 50 orang (sumber: Dinas Perindagkop & UKM Kabupaten Garut; 2010).
Jika ingin melihat batik-batik Garutan lainnya tapi tidak ingin mengunjungi Garut, batik mania bisa mengoleksi buku Batik Garutan Koleksi Hartono Sumarsono yang tersedia di Batik Putra Bengawan.
Article by Putra William Wiroatmojo, Batik Enthusiast.
Berikut spesifikasi buku beserta harganya :
1. Buku Batik Garutan : Rp 500.000,-
2. Buku Batik Pesisir : Rp 375.000,-
3. Buku Benang Raja : Rp 375.000,-