Filosofi Batik Motif Parang Gondosuli
Batik motif parang merupakan motif tertua di Indonesia. Bentuk dasar dari motif batik parang ini seperti huruf “S” yang digambar secara berkaitan satu sama lain dan miring berurutan. Nama motif Parang diambil dari kata Pereng yang berarti lereng. Hal ini sesuai dengan corak Perengan yang berbentuk sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal, dengan ciri khas susunan motif seperti huruf S yang saling menjalin dan tidak terputus. Terdapat dua versi dalam pemaknaan motif Parang. Baca juga: Kondisi Terkini Kericuhan di Yogyakarta, Polisi Longgarkan Keamanan Menurut Rouffaer dan Joynboll, motif ini berasal dari pola bentuk pedang yang biasa dikenakan para ksatria dan penguasa saat berperang. Selain itu, kesatria yang mengenakan motif ini diyakini bisa mendapat kekuatan berlipat. Dalam versi lain disebutkan bahwa motif Parang diciptakan oleh Panembahan Senopati saat mengamati gerak ombak Laut Selatan yang menerpa karang di tepi pantai. Dengan demikian, pola garis lengkungnya diartikan sebagai ombak lautan yang menjadi pusat tenaga alam, dalam hal ini yang dimaksud adalah kedudukan raja. Sedangkan komposisi miring pada motif Parang ini juga menjadi lambang kekuasaan, kebesaran, kewibawaan, dan kecepatan gerak.
Salah satu jenis motif parang adalah motif Parang Gondosuli. Parang Gondosuli adalah salah satu variasi dari motif parang. Kata “parang” merupakan perubahan dari kata “pereng” atau tebing. Selain itu kata “parang” juga merupakan stilasi dari kata parang yang berarti senjata tajam. Motif parang terdiri dari satu atau lebih ragam hias yang tersusun membentuk “garis-garis” sejajar dengan sudut miring 45 derajat. Susunan motif letter S jalin-menjalin tidak terputus melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar letter S diambil dari ombak samudra yang menggambarkan semangat tidak pernah padam. Pada zaman dahulu motif parang merupakan motif yang dikeramatkan dan hanya boleh dikenakan oleh kerabat kejaan atau kraton, maka disebut “motif larangan”. Sedangkan Gondosuli adalah sejenis tanaman yang berbunga putih kecil dan harum baunya. Ini terlihat pada bagian tangkai parang berupa titik tiga yang merupakan symbol bunga gondosuli. Motif ini mempunyai filosofi bahwa orang yang memakai batik motif ini diharapkan memperoleh nama yang harum. Namun saat ini motif parang termasuk Parang Gondosuli sudah dipakai oleh berbagai kalangan, dan telah dijadikan berbagai fashion item yang patut diperhitungkan
Ajak keluarga dan teman untuk berwisata belanja batik di Batik Putra Bengawan tepatnya di Jl. Sidoluhur No 33 Laweyan, Surakarta. Dengan beragam pilihan motif dan warna, Anda bisa menemukan batik yang cocok untuk berbagai acara. Dapatkan potongan harga spesial dengan mengunjungi langsung. Selain mendapatkan batik berkualitas, Anda juga bisa menikmati suasana kampung batik yang unik dan menawan. Jangan lupa juga cicipi kuliner khas Solo yang menggugah selera setelah puas berbelanja. KENAKAN BATIK DI BATIK PUTRA BENGAWAN, KENAKAN WARISAN BUDAYA INDONESIA!!!
Editor : Batik Putra Bengawan
Berikut spesifikasi batik :
Bahan: katun
Jenis batik: tulis
Ukuran: 2,4 x 1,15 meter
Harga: Rp 3.900.000,-