Manusia adalah makhluk sosial, tentu saja manusia membutuhkan manusia lainnya untuk melakukan kegiatan, berinteraksi, berbincang, dan lain sebagainya, tidak ada manusia yang tampil dengan personal independensi, pasti setiap manusia memiliki ketergantungan terhadap orang lain, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, memudahkan pekerjaannya, dan lain sebagainya. Maka dari itu, sekelompok manusia terkadang berkumpul, untuk membuat sebuah wadah, demi kemudahan pekerjaan yang mereka lakukan, kerja sama, bahu membahu dilakukan, untuk mencapai target tertentu.
Hari berganti hari, target demi target dilampaui, kerja sama tersebut menimbulkan sebuah ikatan kekuatan kebersamaan, yang disebut bonding, perpaduan antara aktivitas bergerak sekelompok orang dengan kombinasi ikatan emosional yang mereka tumpahkan ketika bekerja sama. Setelah semua terbentuk, maka akan muncul perasaan ketergantungan satu dengan yang lainnya, dilandasi semangat kepercayaan yang tinggi untuk memasrahkan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan, sesuai dengan bidangnya, yang disebut sebagai solidaritas. Solidaritas tidak akan tercipta tanpa rasa kepercayaan tinggi terhadap satu dengan yang lainnya, maka dari itu, orang-orang yang berkumpul akan mencapai level puncak kerja sama yang tertinggi setelah tercapainya rasa kepercayaan satu dengan yang lainnya disebut sebagai solidaritas.
Prinsip filosofi solidaritas ini tercermin pada motif batik Pisan Bali yang memiliki makna, ketika sepisan dalam bahasa jawa berarti sekali, bertemu, maka akan kembali lagi, lebih jelas lagi ‘Sekali Bertemu Maka Akan Terikat’, motif pisang bali terdiri dari 2 hal yaitu bunga pisang bali & daun sulur yang saling terhubung satu sama lainnya hingga berujung pada bunga pisang bali yang memiliki porsi sangat besar diantara daun-daun sulur tadi. Motif ini dibuat oleh masterpiece batik Indonesia yaitu Go Tik Swan yang juga menerapkan unsur bali di batik motif ini, seperti karya batik Go Tik Swan lainnya yaitu Sawunggaling, batik tersebut juga memiliki unsur Bali, ketika Go Tik Swan berada di Bali, beliau sedang melihat sabung ayam, lalu terinspirasi untuk membuat batik Sawunggaling, perpaduan antara ayam dan burung merak, burung merak diwakili ekor-ekor bercabang indah yang menjulang.
Filosofi solidaritas yang tersemat pada batik Pisan Bali sifatnya abadi, tidak terputus, konsepnya tercermin pada suluran daun-daun yang menyelimuti sekitar bunga Pisang Bali, dan sangat cocok sekali dipakai oleh kawula muda yang sedang semangat-semangatnya mengikuti berbagai aktivitas yang melibatkan banyak orang. Nongkrong kebersamaan, ngopi Bersama, jagong Bersama, kumpul Bersama, demo Bersama, pergi ke café, anak muda harus menerapkan filosofi solidaritas yang tersemat pada batik Pisan Bali, tentu memiliki dan memakai batik Pisan Bali.
Berikut spesifikasi batik: Hem Koko Pisan Bali
Bahan: Katun Print
Jenis batik: batik printing
Ukuran: S-XXL
Harga: Rp 215.000,-