Sejarah Batik Sido Asih Gaya Yogyakarta

Batik Sido Asih adalah salah satu motif batik klasik yang sarat makna dan sering dikaitkan dengan upacara pernikahan adat Jawa. Kata “Sido Asih” sendiri berasal dari bahasa Jawa, “sido” yang berarti “jadi” atau “berkelanjutan”, dan “asih” yang berarti “kasih sayang”. Secara harfiah, Sido Asih dapat diartikan sebagai “menjadi kasih” atau “kasih yang terus-menerus”.

Motif Sido Asih dipercaya telah ada sejak zaman kerajaan Mataram, dan awalnya digunakan oleh keluarga keraton Yogyakarta maupun Surakarta. Seiring berjalannya waktu, motif ini berkembang dan mengalami perbedaan antara gaya Yogyakarta dan Surakarta, meskipun tetap mempertahankan makna dasarnya.

Batik Sido Asih gaya Yogyakarta memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dengan gaya Surakarta. Motifnya didominasi oleh pola semen atau semi, yang menggambarkan tumbuhan atau pegunungan. Pola ini melambangkan kesuburan, kehidupan, dan harapan akan masa depan yang baik bagi pasangan pengantin. Warna yang sering digunakan adalah kombinasi coklat dan putih. Warna coklat melambangkan bumi dan kesederhanaan, sedangkan putih melambangkan kesucian dan kebersihan hati.

Berbeda dengan Sido Asih Yogyakarta, Sido Asih Surakarta memiliki motif yang lebih geometris dan berbentuk segi empat atau wajik. Pola ini memberikan kesan yang lebih sederhana dan klasik. Batik Sido Asih Surakarta biasanya menggunakan warna coklat atau warna gelap lainnya sebagai latar belakang, dengan motif yang berwarna lebih terang.

Batik Sido Asih Yogyakarta sering digunakan dalam upacara panggih, yaitu pertemuan antara kedua mempelai setelah prosesi adat lainnya. Penggunaan batik ini dalam upacara panggih memiliki makna yang sangat dalam, yaitu harapan akan kehidupan baru yang harmonis, penuh cinta, dan kasih sayang bagi pasangan pengantin.

Secara keseluruhan, batik Sido Asih mengandung filosofi yang sangat luhur. Motif ini mengajarkan tentang pentingnya cinta, kasih sayang, dan harmoni dalam kehidupan berumah tangga. Selain itu, batik ini juga mengingatkan kita akan pentingnya kesederhanaan dan kesuburan dalam menjalani kehidupan.

Batik Sido Asih gaya Yogyakarta adalah salah satu warisan budaya yang sangat berharga. Motif ini tidak hanya indah secara visual, tetapi juga memiliki makna yang sangat mendalam. Penggunaan batik ini dalam upacara pernikahan adat Jawa menjadi simbol harapan akan kehidupan rumah tangga yang bahagia dan harmonis.

Jika anda ingin mengoleksinya anda bisa langsung datang ke Batik Putra Bengawan yang berada di Jl. Sidoluhur No 33, Laweyan, Surakarta. Selain batik motif Sido Asih Yogyakarta, anda bisa menemukan berbagai pilihan batik dengan motif yang beragam. Ajak keluarga dan teman, dan nikmati pengalaman belanja batik yang menyenangkan. Selain itu, Anda juga berkesempatan mendapatkan potongan harga spesial jika datang langsung ke toko kami. Jangan hanya belanja batik berkualitas, tapi juga nikmati suasana kampung batik yang unik dan menawan di sekitar toko.


Spesifikasi Batik
Kode : BA TLS SOGAN JG BSJ
Motif : Sido Asih Yogyakarta
Bahan : Katun
Jenis batik : Tulis
Ukuran : 2,4 x 1,15 meter
Harga : Rp. 2.000.000,-

 

 

Sejarah Batik Sido Asih Gaya Yogyakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
1
Halo Mohon Info Untuk Batik Berkualitas dan Terbaik di Batik Putra Bengawan ??? Terima Kasih