Hubungan batik dan para pejabat negara Indonesia memang sudah sangat erat sejak dulu kala, batik bisa membawa sebuah pesan terselubung untuk mengkomunikasikan sesuatu dalam kondisi tertentu, contoh ketika Anies Baswedan masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, beliau melakukan penyegelan terhadap Gedung-gedung di pulau reklamasi yang melanggar hukum ketika itu, Anies Baswedan datang di pulau reklamasi dengan mengenakan batik bermotif naga jawa, pesan terselubung Anies Baswedan diusung dalam batik motif naga jawa yang dikenakannya, terlihat naga jawanya sangat banyak, menyebar ke seluruh permukaan kain, beliau ingin mengatakan bahwa, kali ini naga jawa adalah pemenangnya, menyegel bangunan-bangunan yang dibangun oleh naga-naga tionghoa, kebetulan proyek reklamasi disinyalir dibangun oleh 9 naga, orang-orang terkaya yang ada di Indonesia, keturunan tionghoa. Sebuah pesan terselubung yang menarik, tersemat pada batik motif naga gubernur DKI Jakarta waktu itu.
.
Hal serupa terjadi ketika Nelson Mandela hadir di Tengah kecamuk penderitaan rakyat Afrika yang tertindas oleh aturan atau sistem apartheid, yaitu pemisahan ras antara kulit putih dan kulit hitam, yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih ketika itu. Sistem ini memberikan privilege untuk Masyarakat Afrika kulit putih untuk menguasai jabatan-jabatan penting di pemerintahan, menguasai sektor ekonomi, politik, sosial & budaya, sedangkan Masyarakat kulit hitam Afrika seperti anak tiri di rumah sendiri. Selama hampir 50 tahun, dari tahun 1948-1990 , Masyarakat Afrika kulit hitam merasakan ketidakadilan yang merajalela, hingga muncul seorang sosok yang mampu memperjuangkan penghapusan sistem tersebut, dan mengembalikan nama baik pemerintahan Afrika Selatan ketika itu, beliau adalah Nelson Mandela, pahlawan Afrika yang sukses menghapuskan sistem apartheid. Beliau populer dengan pakaian yang menyerupai batiknya, berlengan Panjang dengan motif yang menyerupai batik, tapi itu bukan batik, karena tidak dibuat melalui proses perintangan warna menggunakan lilin panas, melainkan di cetak melalui kolaborasi teknologi tekstil atau printing. Setiap kali Nelson Mandela hadir di acara kenegaraan formal maupun informal, pasti mengenakan pakaian tersebut yang populer dengan sebutan Madiba Shirt, pakain lengan Panjang, dengan cutting pola yang longgar, dengan motif menyerupai batik.
.
Suatu hari ketika Nelson Mandela mengadakan kunjungan, beliau ditanya oleh seorang pemuda, ‘Pak, kenapa bapak memakai baju longgar it uterus, di setiap kegiatan?! Kenapa bapak tidak memakai stelan jas agar tampak berwibawa?! Tanya seorang pemuda. Nelson Mandela menjawab, ‘Kamu lupa ya, saya pernah dipenjara 27 tahun, ini adalah simbol kemerdekaan saya, saya memakai Madiba Shirt ini untuk mengatakan kepada dunia politik Internasional, bahwa Afrika sudah bebas dari kendali barat, Afrika sekarang mencintai kepala negaranya, pemerintahan Afrika saat ini namanya sudah pulih, aturan yang menindas Sebagian masyarakatnya sudah dihapuskan’, pungkas Nelson Mandela
.
Madiba Shirt yang selalu identic dengan Nelson Mandela sebagai ciri khasnya, terinspirasi dari batik-batik Indonesia yang dihadiahkan Presiden Soeharto kepadanya di tahun 1990, ada 6 kemeja batik yang dihadiahkan Presiden Soeharto ketika itu, dan seorang owner pakaian yang menyuplai kebutuhan Nelson Mandela Bernama Yusuf Surtee mengaku bahwa, Nelson Mandela meminta pakaian tersebut dengan mengadopsi motif-motif batik Indonesia yang pernah dihadiahkan Presiden Soeharto. Batik Indonesia yang menjadi ciri khasnya, terkemas dalam sebuah pakaian Madiba Shirt, selalu dipakainya di berbagai kegiatan kenegaraan, untuk mengatakan komunikasi politik bahwa dirinya & afrika sudah terbebas dari segala aturan yang menyebabkan ketidakadilan menyeruak di seluruh penjuru Afrika, semua warga Afrika memiliki hak yang sama, tidak dibeda-bedakan, Istimewa!
.
Memang sejatinya, motif batik yang tersemat pada Madiba Shirt adalah hal yang mempercantik penampilan Nelson Mandela saja, sedangkan cutting pola longgarnya, menjadi simbol utama komunikasi politik Nelson Mandela yang disematkan pada pakaiannya, menakjubkan! Tapi peran Batik Indonesia dalam Langkah politik Mandela menegaskan bahwa, batik Indonesia memiliki kekuatan tersendiri untuk mendorong Nelson Mandela, membawa arah perubahan baru bagi Masyarakat Afrika!