Selamat ulang tahun Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagad yang ke-25! Mohon maaf terlambat untuk mengucapkan, karena penjadwalan konten untuk di unggah tetapi kami anak muda sangat antusias menyambut bertambahnya usia PPBI Sekar Jagad yang bermarkas di Yogyakarta. Berdiri tahun 1999 hingga kini berusia 25 tahun, PPBI Sekar Jagad telah berkontribusi banyak dalam pelestarian batik-batik di Indonesia terutama untuk menjadi penjaga, pengawal & pengarah anak-anak muda sebagai pengambil estafet pelestarian batik di masa yang akan datang.
Perayaan HUT PPBI Sekar Jagad digelar di Pendopo Agung Royal Ambarukmu tanggal 18 Mei 2024 yang lalu dengan mengangkat tema ‘Seperempat Abad PPBI Sekar Jagad Melestarikan Batik Indonesia’. Berbagai macam acara digelar antara lain: flashmob, tumpengan, sarasehan dan parade batik motif Sekar Jagad Nusantara.
Mengutip dari KRjogja.com, di usianya yang ke-25 ini PPBI Sekar Jagad memiliki harapan kepada anak-anak muda sebagai pengambil estafet pelestarian batik di masa depan yaitu saatnya anak muda mulai ramai-ramai, menggemuruhkan hegemoni khazanah perbatikan di Indonesia dengan caranya masing-masing, hal ini diungkapkan oleh panitia HUT PPBI Sekar Jagad ke-25 yaitu Ibu Erni Februaria. Beberapa komunitas anak muda mulai berkampanye memakai batik & padu padan outfit of the day memakai batik atau istilah anak mudanya ‘Berkain’ dengan melilitkan kain sebagai bawahan. Hal ini juga sempat disinggung oleh Drs. Suhartanto dalam talkshow Pameran Batik ‘Kuasa Wanita Jawa’ yang digelar di Taman Budaya Embung Giwangan, beliau mengatakan ‘Kita tidak akan idealis ketika melihat sebuah gaya (Berpakaian), tetapi kalau itu sebagai kearifan lokal ketahanan budaya pasti kita akan mempertahankan budaya nenek moyang kita itu. Jadi itu adalah sebuah pilihan, semua baik, semua betul tetapi monggo tujuannya. Oh kalau sekadar fashion itu silahkan, seluruh batik yang ada di Jawa – Indonesia itu bagus, cuma kalau identitas, ini batik Jogja tulis seperti ini bahkan bisa di edukasikan. Mungkin itu sebuah pilihan, jadi istilahnya kalau untuk teknologi adalah tepat guna. Semua batik itu bagus, asal nyuwun sewu kalau kita memang mau nguri-uri, mohon untuk tidak memakai (Batik) printing walaupun sangat pribadi karena dengan kita memakai batik apapun itu, tidak secara langsung kita juga membantu perekonomian rakyat.
Sejatinya kampanye berkain batik yang digalang oleh anak-anak muda ini didukung penuh oleh para sesepuh, tetapi nyuwun sewu, jangan sampai meninggalkan substansi batik, dimana peredaran batik saat ini sangat masif sampai masyarakat dibuat bingung mana yang batik sejati dan mana yang kain atau tekstil bermotif batik, maka dari itulah kampanye berkain anak muda sebaiknya tidak meninggalkan substansi untuk memakai batik-batik sejati pula, batik-batik yang dibuat melalui proses tradisional dengan menempelkan lilin panas sebagai perintang warnanya agar kita semua bisa berkontribusi meningkatkan produktivitas industri batik nasional.
Pesan lain untuk generasi muda juga disampaikan oleh ketua II PPBI Sekar Jagad yaitu Bapak Afif Syakur, seorang kolektor dan pemilik butik batik Apip’s Batik, beliau mengatakan ‘Saya berharap tolong bapak/ibu didik anak-anak kita untuk tidak hanya sekadar mencintai atau tahu batik, tetapi usahakan punya konsep dan pemikiran bagaimana membuat batik selanjutnya. Batik bukan hanya masa lalu dan masa kini saja, tetapi juga bagian masa depan. Jangan sampai batik Sekar Jagad hanya akan menjadi cerita, tapi akan ada batik yang diciptakan oleh anak cucu kita di masa yang akan datang yang tidak kalah indahnya,’ ucapnya. Keprihatinan Bapak Afif Syakur ini mengacu pada melambatnya produktivitas industri batik nasional dari segi penciptaan motif baru maupun regenerasi SDM yang ada di dalamnya, anak-anak muda tidak minat menjadi pembatik, salah satu faktornya adalah penerimaan finansial yang diterima pembatik, masih kalah pamor dengan profesi-profesi lain, apalagi dunia telah terdampak disrupsi digital, sehingga memungkinkan anak muda fokus pada bidang-bidang profesi terbaru setelah munculnya disrupsi digital. Edukasi dari pemerintah juga tidak kurang, tapi tanggung jawab pelestarian & edukasi ini menjadi peran bersama, ungkapnya.
Semoga anak muda mampu & mau mengambil tongkat estafet pelestarian batik, tanpa meninggalkan substansinya, agar supaya industri batik nasional bangkit kembali & regenerasinya lebih melimpah lagi, melanjutkan pembatik-pembatik sepuh yang saat ini bertebaran di beberapa industri batik nasional termasuk Klaten, Sragen, Yogyakarta, dan lain-lainnya.
Article by: William Putra Wiroatmojo, Batik Enthusiast
Berikut spesifikasi batik:
Bahan: katun
Jenis batik: tulis
Ukuran: L4
Harga: Rp 950.000,-